Thursday 7 May 2015

Kopi,Teh dan Serendipity



Cafe itu sedang ramai malam itu hampir semua meja penuh oleh orang-orang yang penuh senyum dan cerita,kebanyakan anak muda bergerombol atau pasangan,sementara di deretan kanan ada seorang perempuan menikmati secangkir teh dan buku fiksi tentang manusia serigala dan para peri,ah memang seorang Sasti Ariestya ini begitu menyukai cerita dongeng,sampai-sampai hampir semua teman kantornya menyebut hidupnya hanya fiksi.
Do I Wanna Know dari Arctic Monkeys tiba-tiba mengalun,reflek Sasti mendongakan kepala demi mendengar suara Alex Turner yang sangat dikenalnya,dia tersenyum lalu kembali tenggelam dalam bukunya.
"Boleh duduk sini?"tanya lelaki yang tiba-tiba sudah duduk dihadapannya
"Kan sudah duduk"jawab Sasti sambil mengamati laki-laki yang sedang memakai tshirt hitam,jeans biru,dan sepatu kets putih,rambutnya gondrong sebahu,tulang pipinya keras,mungkin penyuka kopi yang juga pecinta alam,tebak Sasti.
Laki-laki itu lalu duduk dan melambaikan tangan pada pelayan kemudian memesan kopi hitam dan dua potong roti. Sasti masih membaca bukunya tapi pikirannya terganggu,dia tidak suka ruang yang tanpa obrolan,secara natural dia tipe orang yang memulai pembicaraan jadi dia menutup bukunya,tersenyum pada laki-laki itu,lalu sedikit berbasa basi
"Suka kopi ya?"tanya Sasti
"Iya,kopi hitam terutama tanpa tambahan susu atau cream,aromanya lebih keluar,wangi"
Pelayanpun datang membawa segelas kopi hitam yang aromanya menggoda.
"Minum kopi hitam itu ada urutannya,bukan langsung diminum tapi dihirup dulu aromanya,wanginya menyegarkan pikiran"si lelaki menjelaskan sambil menghirup aroma dari asap kopinya lalu menaruhnya sambil tersenyum.
"Kata orang penyuka kopi tipe manusia yang perfeksionis"timpal Sasti
"Kopi terutama kopi hitam identik dengan kerja keras,tak kenal lelah dan waktu,sementara penyuka teh lebih bisa santai menjalani hidupnya,tidak suka terburu-buru"
"Oh ya?"
"Iya,buktinya kamu masih sempat baca novel fiksi"kata si lelaki sambil melirik buku milik Sasti
"Oh hahaha mungkin emang bener"lanjut Sasti
"Suka novel fiksi?"
"Yang ceritanya ringan aja,biasanya buat pengantar tidur"
"Wah enak banget,mau tidur sempet baca novel,gak sibuk ngerjain tugas kuliah?"
Sasti yang ditanya hanya tersenyum lalu malah balik bertanya
"Suka naik gunung ya atau kepantai?"
"Kok tahu?iya kalau pas ada libur kampus aja"
"Keliatan dari mukanya"jawab Sasti sambil menyeruput tehnya
"Hahaha,item ya" mereka tertawa bersamaan "suka ke gunung,sunrisenya bagus kalau kepantai senjanya indah" lanjut si lelaki
Teh hanya tinggal setegukan saja,gerimis sudah reda,waktu sudah malam untuk Sasti tandanya dia harus pulang mengistirahatkan badan untuk rutinitasnya besok.
"Saya pulang dulu ya,seneng ngobrol sama kamu" kata Sasti sambil tersenyum,tiba-tiba si lelaki meraih novel Sasti dimeja.
"Bukunya saya bawa ya,kamu belum selesai bacanya kan jadi besok kita bisa ketemu lagi"
"Besok saya musti lembur dikantor,saya gak tau kapan lagi bisa kesini,gimana dong"
"Gakpapa,sebisanya aja pokoknya bukunya saya bawa"
"Lho kalau waktu saya bisa tapi kita gak ketemu gimana?"
"Pasti ketemu kalau kamu bener-bener pingin nyelesain baca bukunya"
"Oh" Sasti melirik bukunya beberapa saat lalu meneruskan "oke kalau gitu sampai ketemu ya pecinta alam"
"Nama saya Arka"
"Sampai ketemu Arka" lanjut Sasti tersenyum dan berlalu

Another serendipity story?

No comments:

Post a Comment