Cafe itu sedang ramai malam itu hampir semua meja penuh oleh
orang-orang yang penuh senyum dan cerita,kebanyakan anak muda bergerombol atau
pasangan,sementara di deretan kanan ada seorang perempuan menikmati secangkir teh
dan buku fiksi tentang manusia serigala dan para peri,ah memang seorang Sasti Ariestya
ini begitu menyukai cerita dongeng,sampai-sampai hampir semua teman kantornya menyebut
hidupnya hanya fiksi.
Do I Wanna Know dari Arctic Monkeys tiba-tiba mengalun,reflek
Sasti mendongakan kepala demi mendengar suara Alex Turner yang sangat dikenalnya,dia
tersenyum lalu kembali tenggelam dalam bukunya.
"Boleh duduk sini?"tanya lelaki yang tiba-tiba sudah
duduk dihadapannya
"Kan sudah duduk"jawab Sasti sambil mengamati laki-laki
yang sedang memakai tshirt hitam,jeans biru,dan sepatu kets putih,rambutnya gondrong
sebahu,tulang pipinya keras,mungkin penyuka kopi yang juga pecinta alam,tebak Sasti.
Laki-laki itu lalu duduk dan melambaikan tangan pada pelayan
kemudian memesan kopi hitam dan dua potong roti. Sasti masih membaca bukunya
tapi pikirannya terganggu,dia tidak suka ruang yang tanpa obrolan,secara natural
dia tipe orang yang memulai pembicaraan jadi dia menutup bukunya,tersenyum pada
laki-laki itu,lalu sedikit berbasa basi
"Suka kopi ya?"tanya Sasti
"Iya,kopi hitam terutama tanpa tambahan susu atau cream,aromanya
lebih keluar,wangi"
Pelayanpun datang membawa segelas kopi hitam yang aromanya menggoda.
"Minum kopi hitam itu ada urutannya,bukan langsung diminum
tapi dihirup dulu aromanya,wanginya menyegarkan pikiran"si lelaki menjelaskan
sambil menghirup aroma dari asap kopinya lalu menaruhnya sambil tersenyum.
"Kata orang penyuka kopi tipe manusia yang perfeksionis"timpal
Sasti
"Kopi terutama kopi hitam identik dengan kerja keras,tak
kenal lelah dan waktu,sementara penyuka teh lebih bisa santai menjalani hidupnya,tidak
suka terburu-buru"
"Oh ya?"
"Iya,buktinya kamu masih sempat baca novel fiksi"kata
si lelaki sambil melirik buku milik Sasti
"Oh hahaha mungkin emang bener"lanjut Sasti
"Suka novel fiksi?"
"Yang ceritanya ringan aja,biasanya buat pengantar tidur"
"Wah enak banget,mau tidur sempet baca novel,gak sibuk ngerjain
tugas kuliah?"
Sasti yang ditanya hanya tersenyum lalu malah balik bertanya
"Suka naik gunung ya atau kepantai?"
"Kok tahu?iya kalau pas ada libur kampus aja"
"Keliatan dari mukanya"jawab Sasti sambil menyeruput
tehnya
"Hahaha,item ya" mereka tertawa bersamaan "suka
ke gunung,sunrisenya bagus kalau kepantai senjanya indah" lanjut si lelaki
Teh hanya tinggal setegukan saja,gerimis sudah reda,waktu sudah
malam untuk Sasti tandanya dia harus pulang mengistirahatkan badan untuk rutinitasnya
besok.
"Saya pulang dulu ya,seneng ngobrol sama kamu" kata
Sasti sambil tersenyum,tiba-tiba si lelaki meraih novel Sasti dimeja.
"Bukunya saya bawa ya,kamu belum selesai bacanya kan
jadi besok kita bisa ketemu lagi"
"Besok saya musti lembur dikantor,saya gak tau kapan lagi
bisa kesini,gimana dong"
"Gakpapa,sebisanya aja pokoknya bukunya saya bawa"
"Lho kalau waktu saya bisa tapi kita gak ketemu gimana?"
"Pasti ketemu kalau kamu bener-bener pingin nyelesain baca
bukunya"
"Oh" Sasti melirik bukunya beberapa saat lalu meneruskan
"oke kalau gitu sampai ketemu ya pecinta alam"
"Nama saya Arka"
"Sampai ketemu Arka" lanjut Sasti tersenyum dan berlalu
Another serendipity story?
No comments:
Post a Comment