aku mencintaimu seperti rasa kopi
yang pahit dan manisnya bercampur
menerimamu berlabuh dihatiku
membiarkan namamu tinggal dihatiku
caramu memandangku sungguh manis
tawamu tiap jeda ceritaku sangat romantis
kau dengan baik hatinya menerima keegoisanku
dengan tenangnya tidak peduli kekuranganku
kau yang dengan sedikit galak memintaku untuk dewasa
kau yang tak pernah lelah mengusap airmataku sambil mengomel tentang rapuhnya aku
aku adalah oksigen bagimu,begitu kau katakan padaku
kau adalah matahari yang perkasa bagiku,seperti itu aku katakan padamu
budayamu adalah jurang tanpa jembatan untuk kita
aku sadar itu
tapi
aku seperti tidak peduli
masih aku membuat cerita denganmu
masih kita saling mengucapakan selamat pagi
masih kita merindu
sampai tak ada lagi kita,
mungkin aku masih membiarkan namamu mengendap dihatiku
berbekas selamanya.
No comments:
Post a Comment